Danau Toba sangat luas. Terdiri dari 8 kabupaten. Jika kamu hanya punya libur dua hari rasanya tak cukup untuk eksplorasi banyak hal di Danau Toba. Jika kamu berjiwa petualang maka Samosir yang terbaik untuk kamu jelajahi eksotisme Danau Toba.
Tujuh kabupaten lainnya juga menawarkan hal yang sama. Hanya, jika kamu ingin dapat pengalaman banyak dalam waktu singkat maka Samosir pilihan terbaik buatmu.
Ini bukan sekadar promosi Samosir belaka. Sejumlah teman dan tamuku juga menyatakan hal serupa.
Mereka mengatakan Samosir destinasi super lengkap. Beberapa di antaranya pengakuan dua wanita yang bekerja di sebuah organisasi kemanusiaan di Jakarta.
Di awal mereka sudah rencanakan liburan 3 hari 2 malam di Parapat. Akan tetapi, setelah mereka tiba di Parapat mereka berubah pikiran. Bisa jadi karena mereka ingin melihat seperti apa Samosir itu.
[caption id="attachment_30358" align="alignnone" width="571"]
Berpose dengan latar pemandangan Danau Toba bagian Ajibata[/caption]
Sekalipun sudah terlanjur membayar lunas kamar untuk dua malam, mereka berdua memutuskan untuk eksplor Samosir 2 hari 1 malam.
[caption id="attachment_30359" align="alignnone" width="571"]
Panatapan Sinapuran Simanindo yang mereka singgahi selama di Samosir (foto: istimewa)[/caption]
Hari pertama mereka tiba di Parapat mereka istirahat karena tiba sudah sore. Esok paginya mereka mengeksplor Bukit Senyum di Motung Ajibata dan The Kaldera di Sibisa.
Di siang hari mereka mengeksplor Samosir berangkat dari Pelabuhan Kapal Kayu Tigaraja menuju Homestay Jabu SiRulo Samosir.
Sebelum tiba di penginapan, mereka sangat menikmati bersepeda motor yang juga ku awasi dari kaca spion sepeda motorku.
Ku ajak singgah ke Panatapan Sinapuran Simanindo. Saat itu memang cukup terik dan ada pengunjung selain kami.
Dari raut wajah mereka aku perhatikan mereka kagum melihat pemandangan di depan mereka.
Tak lama kemudian ku ajak turun menuju kampung tidak jauh dari Panatapan Sinapuran.
Warga setempat ramah dan mengizinkan kami untuk melihat-lihat, mengambil foto Rumah Batak.
[caption id="attachment_29147" align="alignnone" width="1280"]
Deretan Rumah Batak yang terlihat dari Panatapan Sinapuran Simanindo (foto: Damayanti)[/caption]
Di kesempatan itu, aku jelaskan ke kedua wanita ini mengapa Rumah Batak bentuknya layaknya perahu. Mengapa ada patung kepala kerbau atau ukiran cicak di hampir tiap ukiran Rumah Batak.
Usai dari Panatapan Sinapuran lalu kami pun beranjak menuju Homestay Jabu SiRulo. Hanya sebentar istirahat. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Bukit Burung.
Karena salah satu dari mereka ku amati sangat kuat secara fisik dan tampaknya senang eksplorasi alam, ku putuskan bawa mereka ke Bukit Burung.
Tepat tebakanku! Keduanya sangat jatuh hati dengan spot ini.
Tiap kesini bawa kawan atau tamu aku biasanya hanya duduk memandang Danau Toba yang begitu memukau.
Senang saja duduk sampai bahkan berjam-jam sembari menikmati cemilan atau minuman.
Tapi bersama kedua wanita ini aku harus menjawab tantangan untuk trekking.
Kami trekking sampai 15 menit di jalur yang belum lama ini dibuka. Foto bisa menunjukkan jalur yang kami lalui.
Berulang kali mereka mengambil foto dari berbagai sudut dan berbagai pose.
Sekalipun akses ke Bukit Burung ada yang tidak begitu bagus mereka tampak sangat menikmati senja saat itu.
Bahkan berencana untuk camping di sana kelak jika kembali lagi ke Samosir.
Dari Bukit Burung kami turun menuju Pemandian Aek Rangat.
Hari itu karena hari libur, Pemandian Aek Rangat padat. Kami memutuskan untuk memilih tempat yang tidak begitu padat pengunjung.
Tapi sama saja, di tiap tempat nyaris sama padatnya.
Sembari menikmati berendam di Aek Rangat aku pun cerita tentang luar biasanya Danau Toba yang memiliki banyak hal untuk bisa dinikmati.
Tidak hanya air tawar Danau Toba, gunungnya menghasilkan air panas yang dapat menyembuhkan beragam penyakit kulit.
Dari Aek Rangat kami juga singgah untuk berburu oleh-oleh di Pusat Oleh-Oleh di Pangururan. Setelahnya kami kembali ke Homestay Jabu SiRulo.
Keesokan paginya, kegiatan mereka dilanjutkan dengan olahraga mengayuh perahu Kano.
[caption id="attachment_30360" align="alignnone" width="1920"]
Kedua tamu mendayung perahu Kano di Danau Toba di Pantai SiRulo (foto: Damayanti)[/caption]
Mereka sangat menikmati mengayuh perahu Kano hingga jauh dari pandangan mataku.
Rasanya mereka sudah terbiasa mengayuh perahu Kano.
Seusai menikmati mengayuh perahu Kano, mereka pun sarapan dan siap-siap untuk kembali ke Parapat lalu menuju Kualanamu.
[caption id="attachment_30361" align="alignnone" width="571"]
Menu sarapan di Homestay Jabu SiRulo (foto: istimewa)[/caption]
Setelah tiba Kualanamu dan bahkan tiba di Jakarta, mereka mengatakan mereka tidak menyesal telah memutuskan untuk ganti rencana perjalanan mendadak.
[caption id="attachment_30362" align="alignnone" width="571"]
Menu sarapan di Homestay Jabu SiRulo (foto: istimewa)[/caption]
Sekalipun mereka terlanjur bayar kamar untuk 2 malam di Parapat dan terpaksa harus mengeluarkan uang tambahan untuk kamar di homestay, menyebrang dan rental sepeda motor, mereka puas.
[caption id="attachment_30366" align="alignnone" width="571"]
Pemanandangan di Pantai SiRulo[/caption]
Mereka puas bisa nikmati petulangan jelajahi eksostisme Danau Toba.
Mereka mengatakan dari tiga kabupaten yang mereka lintasi Simalungun, Toba dan Samosir, pilihan terbaik mereka adalah Samosir.
[caption id="attachment_30363" align="alignnone" width="1600"]
Kedua tamu dari Jakarta tiba di Kualanamu dan menyatakan sangat menyukai Samosir (foto: istimewa)[/caption]
Samosir menyuguhkan paket lengkap bagi mereka berdua yang senang berpetualang.
Bisa eksplorasi Rumah Batak di Sinapuran Simanindo, trekking ke Bukit Burung, berendam di Aek Rangat Pangururan, mendayung perahu Kano di Pantai SiRulo dan menikmati menjelajahi Samosir dengan bersepeda motor. Mereka rasa itu sangat seru dan pengalaman tak terlupakan!
Penulis: Damayanti Sinaga
Editor: Damayanti Sinaga